Sabtu, 31 Januari 2015

Jatuh Tempo

Pertemuan kita semua secara baik baik, kita bertemu tanpa pertengkaran atau apapun. Kita dipertemukan kau yang memintanya. Waktu itu katamu kau akan baik baik saja, kau juga bilang tidak akan memberiku beban ataupun menyusahkanku. Kau tersenyum manis dan memberiku segelas kopi yang kau buat sendiri dengan tanganmu atau juga terkadang menyuruh mbok yang bekerja ditempatmu.

Sekarang apa kabarmu ? dari kemarin aku mampir ketempatmu dan kau selalu tidak ada ditempat. kau melarikan diri ? jangan konyol.

Dulu kau tersenyum saat kau mengajukan permohonan kredit dan kini kau tertawa melihatku yang sedang kesusahan mencarimu dirumahmu, ditempat kerjamu, di rumah orang tuamu. kemana kau selama ini ? ini sudah waktunya bayar angsuran bulanan tapi kau malah menghilang. saya tak butuh janji bayarmu, yang saya butuhkan adalah angsuran kreditmu masuk dan saya terbebas dari tekanan perusahaan yang pada akhirnya selalu menyalahkan pegawainya bukan kalian.

Sebenarnya saya tak mau seperti ini, sebenarnya pun aku sayang kalian. berkat kalian juga saya bisa hidup sampai sekarang, tapi tolong lah seseorang yang pernah kalian beri senyuman ini.

Kutunggu balasanmu hari ini sampai pukul 17.00 WIB. tak peduli apapun jawabanmu, saya akan menunggu.


- Untuk Bapak/Ibu yang telah jatuh tempo



Jumat, 30 Januari 2015

Surat Tahunan

Hari #1

Setiap tahun saya selalu menuliskan surat cinta yang saya kirimkan kepada +Pos Cinta dan semoga setiap surat yang saya kirimkan sampai pada tujuannya.

Terima kasih telah membaca surat saya, semoga dengan saya mengirimi surat ini rasa rindu yang kau simpan bisa sedikit terobati. Itu pun jika kamu masih memiliki rasa itu, jika tidak tak apa. Saya juga hanya ingin memberimu kabar baik saja.

Kabar baiknya, sekarang saya sudah tak ingat lagi wajahmu, kelakuanmu dan saya sekarang sudah asik sendiri, benar benar asik sendiri.

Kabarmu tahun ini bagaimana ?
Apakah ada perubahan tiap tahunnya ?
Saya dengar tahun ini kau tak sendiri ya ?
Wah melegakan.

Jika kau ada waktu untuk bercerita tentangnya kabari saja saya, mungkin saya bisa menjadi teman curhat yang baik atau mungkin menjadi tempat dimana kamu sudah ingin pulang kerumah.

Mungkin untuk sekarang saya hanya bisa mengabarimu ini, jika ada waktu kirimi saya surat balasan.
Semoga harimu menyenangkan.


Minggu, 11 Januari 2015

Surat untuk dan dari Ve



"Jadi hubungan kita selama ini kamu anggap apa ?" Terdengar teriakan dari meja sebelahku.

   Semua mata tertuju padanya, apalagi mataku yang cuma dua ini, pasti menuju pada tempat dimana suara teriakan itu berasal. Suara seorang wanita yang berteriak duduk tak jauh dari tempat duduk saya. Dia duduk selang 1 bangku dari tempatku duduk ditempat makan itu. Keadaan menjadi hening sesaat wanita itu berteriak, bagaimana tidak hening karena cuma hanya ada saya pada saat itu ditempat makan itu, tidak ada lagi orang lain yang berada disana kecuali satu orang penjaga kasir yang duduk dimeja kasir yang sedang menghitung uang yang didapatkan hari ini. Seorang kasir itupun sepertinya tidak memperhatikan kejadian itu, mungkin karena lebih menghitung pendapatan hari dibandingkan harus menyaksikan seorang wanita dan pria sedang bertengkar. Benar! itu seorang wanita dan pria yang sedang bertengkar.

Keadaan menjadi hening, diam tanpa suara setelah teriakan itu.

   Apa yang harus saya perbuat dalam keadaan tersebut. ikut campur dalam pertengkaran pasangan itu ? JELAS BUKAN PILIHAN YANG TEPAT. Membekukan diri dan pura pura meminum secangkir es teh manis ? INI PILIHAN YANG TEPAT. Berpura puralah haus sehabis makan adalah pilihan yang tepat dibandingkan harus mengikut campuri masalah yang tidak pernah saya tahu asal mula.

Gadis Metropolitan


Source : www.fawnfruits.com
2 tahun setelah kepergiannya, kini dia pulang. Berkelana katanya ke ibukota untuk mencari sesuap nasi dan juga beberapa lembar kertas yang bernilai yang disebut uang. Perjalanannya memang baru sebentar, tak lama seperti orang orang lain dari kampungku yang telah merantau sebelumnya. Sepulangnya dari ibu kota, dia sangat terlihat berbeda. Anting yang bergelantungan di telinganya terlihat seperti gelang, kalung yang dipakainya terlihat seperti rantai kapal dan muka yang dahulu ku ingat seperti si iteng pada film kabayan kini berubah. Lebih terlihat seperti sahrini dengan tumpukan tepung terigu dimuka, itu bedak.

Yang aku ingat saat kepergiannya 2 tahun lalu, dia sempat berpamitan denganku. Dia meminta izin untuk bertarung dan ingin menaklukan ibu kota. Dia ingin mengubah nasibnya menjadi lebih baik dibandingkan untuk tetap tinggal dikampung yang setiap harinya hanya dapat memakan tempe dan tahu. Apabila ada kumpul-kumpul para warga, barulah kita menikmati hindangan yang begitu nikmat seperti daging kambing, sapi, ayam dan hewan hewan ternak yang disumbangkan warga untuk pesta rakyat itu. Itupun dilakukan hanya setahun sekali, jadi kita hanyak bisa makan enak sekali dalam setahun, sisanya kita hanya bisa makan seadanya saja.

Kamis, 08 Januari 2015

Cerita Mabuk Semalam #1

Beberapa hari kemarin saya mendengar lagi curhatan dari seorang teman, lagi lagi curhatan tentang "Cinta" atau "Pacar" atau "Eek" entahlah. Seorang teman membuka sebuah perbincangan tentang kenapa cewek zaman sekarang kok gak kaya dulu lagi. Katanya cewek zaman dulu untuk dideketin gampang, gak pake ribet ribet. cukup SMS "Hai" aja beberapa hari kemudian bisa jadi pacar. Luar biasa

Berbeda dengan pada masa ini, zaman ini, generasi ini katanya. Semua gak bisa berawal hanya dengan kata "Hai". Lagi lagi dia menggerutu ini semua akibat social media. Akibat twitter lah, akibat Path lah atau akibat instagram.

BLOGGER TEMPLATES BY PEWE