Sekali lagi dalam tekanan, saya jatuh dalam permainan antara hidup dan mati. Sama seperti SAW dalam sebuah film yang kemarin saya tonton sendiri. Menyeramkan dan menyedihkan.
Entah dimana mana sekarang, tapi ini seperti sebuah ruang kelas sebuah taman kanak-kanak. sebuah ruangan yang dihiasi banyak hiasan origami dan juga banyak tertempel poster binatang dan disudut barat saya melihat sebuah lukisan yang menggambarkan seorang anak perempuan yang terlihat manis, tertera sebuah nama, mungkin dia yang menggambarnya. ESTIANA namanya. Saya pernah tau tentang nama itu, tapi dimana. saya lupa dan saya benar benar lupa dengan segalanya. kenapa saya disini, sejak kapan saya disini, apa yang saya lakukan sebelum ini. Semua kosong dalam ingatan saya. Saya cuma tahu bahwa nama saya Pe.
Masih dalam ruangan ini tiba tiba terdengar suara..
*kreeekkkk* Suara pintu
Seseorang masuk dalam ruangan ini, seorang pria. Dia terlihat tak asing, seperti saya kenal dengan pria ini, tapi saya lupa siapa dia.
Dia duduk disebuah kursi kecil tepat didepan saya dan dia tidak berkata apapun ketika masuk dan duduk, dia hanya membisu sampai beberapa detik kemudian saya bertanya, "Dimana ini ? saya pernah mengenalmu, tapi siapa, saya lupa"
"Nama saya Erta" sautnya
"Lalu dimana ini ?" sahutku dengan suara keras.
"Tak perlu mengeraskan suara, duduk dan tenangkan dirimu dan saya akan menyakan beberapa pertanyaan padamu ?" Jawab Erta dengan melirik begitu tajam.
Saya pun duduk dan mencoba mengerti dari semua kejadian ini, tapi masih tak mendapatkan semua. semuanya kosong, saya lupa semua. saya benar benar lupa. Siapa Erta, mengapa dia ingin bertanya dan kenapa ini menjadi begitu rumit.
"Apakah kau mengenal Estiana ?" tanya Erta dengan santai.
"Estiana ? Saya gak pernah kenal dengan dia. yang saya tau hanya nama yang berada pada gambar di ujung itu dan untuk lainnya tentang Estiana saya benar benar lupa"
"Jika kau bertemu dengan Estiana, apakah kamu akan lakukan? Tanyanya lagi tetapi dengan wajah yang sangat serius.
APA! saya masih dalam kebinggunan mencari tau siapa Erta dan siapa Estiana dan kini saya harus ditanya tanya yang saya belum pernah tau jawabannya. Apa yang harusnya saya lakukan, lari ? kemana saya harus lari, pura pura mati. Saya belum mau mati.
"eeeeeeeeee, apa yang saya lakukan. Maksudnya ?" jawabku dengan nada terpatah patah
"ya, apa yang kamu lakukan pertama kali jika kau bertemu dengan Esti ?"
"Mungkin saya akan diam saja atau mungkin menyapanya jika saya memang mengenalnya"
"Lalu jika kau mengenalnya sangat dekat, apakah kamu mau menjaganya ?"
Apa-apaan ini, tiba tiba bertanya untuk menjaganya, saya saja benar benar tak tau dengan jelas siapa itu Esti, apa lagi untuk menjaganya. Memang saya ini satpam komplek apa.
"Tak tahu"
"Baiklah, cukup pertanyaan saya. saya serahkan semuanya padamu"
Dengan kata kata terakhirnya itu, dia mengangkatkan bokongnya dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Entah apa yang dimaksud, saya masih memikirnya.
Keadaan menjadi tenang seketika ketia dia pergi, saya mencoba keluar dari pintu tersebut tetapi benar benar tidak bisa dibuka ataupun didobrak sekalipun. Saya terjebak dalam ruang kelas taman kanak-kanak ini. Dalam ruangan memang tak ada yang spesial kecuali gambar yang saya lihat tadi dan nama yang Erta tanyakan pada saya. Semua menjadi misteri dalam keadaan saya yang benar benar hilang ingatan seperti ini.
---
MENJADI GELAP
apa yang terjadi selanjutnya, memang dimana ini. mengapa semua terjadi begitu cepat dan mustahil untuk terjadi pada pikiran manusia. secara tiba tiba saya masuk dalam sebuah ruang kelas, lalu bertemu orang yang saya kenal tetapi saya lupa tentangnya. ini sebuah teka teki ?
TERBANGUN
semakin terang ketika mata ini dibuka kembali sebelumnya hanya gelap gulita. ini bukan mimpi, saya tidak tertidur. Saya hanya memejamkan mata sebentar dan semua tiba tiba banyak darah disekeliling saya. Saya tak mampu membangunkan badan ini, yang saya lihat hanya kerumunan orang orang yang berada dikeliling saya. saya masih hidup.
TERIAK
Saya mendengar seseorang teriak menyebutkan nama saya dan sisanya saya hanya mendengar bisik bisik kecil dari para orang yang berkerumun. Saya tahu suara siapa itu, saya mengigatnya. ESTIANA, ya benar ESTIANA saya mengigatnya. dia berteriak dan mengatakan tetaplah terjaga.
RUMAH SAKIT
Saya tersadar. saya tahu ini dirumah sakit dan tak perlu menayakan lagi saya dimana karena semua jelas serba putih dan ditangan saya tertancap jarum infus. Dan yang saya sadari adalah ada seorang wanita yang berada disamping saya. Ya, itu Esti. saya sangat kenal dengan dirinya, sangat mengenalnya karena dia adalah tunangan saya.
KENYATAAN
Tiba tiba saya mengingat semua, mulai dari awal semuanya terjadi. Saya sedang berjalan bersama Esti untuk membeli beberapa perlengkapan untuk pernikahan kita nanti. Saya menyebrang tiba tiba ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang dan saya melepaskan tangan Esti yang berada ditangan saya, lalu mendorongnya hingga ketepi jalan agar ia tidak terkena hantaman mobil tersebut.
Setelah itu yang saya sadari adalah bahwa yang mengendarai mobil tersebut adalah Erta yang tak lain adalah kakak dari Esti yang mengalami kejiwaan sexual. Dia dikejar oleh polisi karena dia menculik anak-anak kecil yang masih bersekolah ditaman kanak kanak untuk dijadikan pelampiasan sahwatnya. Erta memang begitu, dia sudah masuk keluar penjara beberapa kali dengan kejahatan yang sama. Memperkosa anak dibawah umur.
Saya tak menyalahkan siapapun dalam kejadian ini, karena dalam mimpi yang saya alami, Erta menanyakan apakah akan menjaga Esti ? dan saya jawab tidak tahu. Akhirnya saya tahu jawabnya, saya akan menjaga Esti selamanya karena Erta mendapatkan hukuman mati saat dipengadilan.